Senin, 03 Oktober 2011

Budaya Nyolong


Susah juga menjadi orang yang mencintai republik ini. Selalu ingin mengkritik dan memberi saran terhadap kebijaksanaan pemerintah yang tidak sesuai dengan kebenaran. Tapi sayangnya saya bukan seorang aktifis dan bukan anggota legislatif. Mudah-mudahan blog ini bisa menjadi kritik dan saran untuk republik ini. Prihatin saya muncul ketika tiba di lampu merah. Ada beberapa manusia berhenti sebentar, lihat kanan-kiri bila 'aman' terobos. Inilah realitas sehari-hari yang saya jumpai di beberapa lampu merah di Medan. Mencuri 'lampu merah' mungkin itu ungkapan yang tepat untuk menggambarkan realitas itu. Siapa sajakah orang yang mencuri 'lampu merah' ini? Mulai dari anak sekolah, pekerja, sampai pada aparat yang melakukannya. Ungkapan berikutnya adalah AADRi (Ada Apa Dengan Republik ini). Apakah ini refleksi dari kondisi pemerintah saat ini? Banyaknya kasus korupsi yang dilakukan pejabat pemerintah yang menular ke orang yang di bawahnya.

Open Mind & Open Source Part 1

Saat kebenaran selalu dituntut dalam setiap aktifitas, baik aktifitas duniawi maupun aktifitas ibadah, saat itulah kita mulai mengkoreksi apa yang selama ini kita lakukan. Hal ini hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang dalam hidupnya tidak hanya memikirkan enak atau tidak enaknya yang mereka kerjakan. Tapi mereka lebih memikirkan apakah yang mereka lakukan bernilai kebenaran. Kata ustad yang pernah saya dengar : “aktifitas yang mereka kerjakan dari pagi hingga petang mempunyai ukuran benar atau salah bukan enak atau tidak enak”. Mereka atau orang-orang ini mempunyai open mind terhadap segala sesuatu yang mereka lakukan. Di bidang ICT (Information Communication & Technology) kita mengenal adanya OSS (Open Source Software).